Vaksinasi Booster BP Jamsostek, Tidak Ada KIPI

1397

Jakarta, – Vaksinasi booster Covid-19 untuk karyawan BPJS Ketenagakerjaan (BP Jamsostek) berlangsung aman dan lancar. Dalam pelaksanaannya, pihak BP Jamsostek telah menyiapkan sarana prasarana dan dukungan logistik, termasuk SDM yang sangat memadai. Hal tersebut disampaikan oleh Sugianto, Kepala Puslitbang Humaniora dan Manajemen Kesehatan (HMK), Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan. “Ini menjadi sesuatu yang patut kita contoh dan berikan apresiasi,” ujarnya disela-sela memantau kegiatan tersebut, Sabtu (5/2/2022) di Plaza BP Jamsostek.

Sugianto menambahkan, agar tidak ragu atau cemas terhadap vaksin Covid-19, karena apapun jenis vaksinnya sudah aman. “Untuk masyarakat secara umum, sekali lagi mari kita bersama-sama sukseskan pelaksaan vaksinasi, khususnya pada kegiatan vaksinasi booster, dan mari kita tetap patuh pada protokol kesehatan dengan baik,” pesannya.

Baca Juga  Penguatan Jejaring Demi Kebijakan Kesehatan Berkualitas

Sementara itu, Putri dari RS Jakarta melaporkan tidak ada KIPI pasca vaksinasi. Namun, adanya peserta yang memang harus ditunda vaksinasi. Hal tersebut dikarenakan adanya kondisi kesehatan seperti hipertensi. Bila pasien setelah istirahat dan minum obat, hasil tekanan darahnya menurun akan diijinkan untuk vaksinasi. Namun bila pasien tetap diatas angka 200, maka vaksinasinya ditunda.

Pada akhir kegiatan, M.Rijadi wewakili Puslitbang HMK mengatakan bagi karyawan yang belum bisa hadir, BP Jamsostek dapat menghubungi Puskesmas Setiabudi atau Klinik Nayaka. Sehingga diharapkan karyawan yang sesuai dengan persyaratan bisa divaksinasi booster. “Mengingat saat ini angka kenaikan kasus positif meningkat, vaksinasi booster untuk mencegah penularan terutama untuk varian baru,” tambahnya.

Baca Juga  Mengenang Almarhumah Menkes Endang Untuk Bersikap Jujur

Selanjutnya, Budi mewakili BP Jamsostek mengatakan, selama dua hari pelaksanaan vaksinasi ini telah mencapai sebanyak 1375 karyawan yang telah divaksin. “Dengan adanya vaksinasi ini dapat mencegah peningkatan kasus di BP Jamsostek. Upaya ini juga untuk menekan angka kasus di Jakarta,” ujar Budi, menutup kegiatan. (Faza Nur Wulandari)