Jakarta – Pekan ini pelaksanaan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024 memasuki tahap Workshop Penanggung Jawab Teknis Kabupaten/Kota atau Training of Trainer (ToT). Dilaksanakan di 3 lokasi berbeda di Jakarta, workshop ini menghadirkan 514 penanggung jawab teknis (PJT) Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia.
Pada ToT ini para PJT Provinsi sebanyak 45 orang yang telah mengikuti Master of Trainer (MoT) dua pekan lalu menjadi pelatih untuk para PJT Kabupaten/Kota. Setelah ToT berakhir kegiatan akan ditindaklanjuti dengan workshop untuk para enumerator atau Training Center (TC) yang dilaksanakan di 38 provinsi di Indonesia dengan melibatkan sekitar 3.900 enumerator.
Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Syarifah Liza Munira menyampaikan proses ToT dalam rangkaian persiapan SSGI 2024 sangat krusial. Ini karena nantinya para PJT Kabupaten/Kota akan menjadi pengajar pada pelatihan enumerator serta mengawasi enumerator pada saat kegiatan pengumpulan data.
“Bapak/Ibu nantinya bukan hanya akan mentransfer ilmu yang didapatkan melalui workshop ini pada para enumerator, tapi akan berkomitmen melaksanakan seluruh tahapan kegiatan sesuai pedoman, dan melakukan evaluasi di wilayah masing-masing,” ujar Liza saat membuka workshop secara resmi pada Minggu (15/9) di Jakarta.
Dijelaskan Liza bahwa untuk mewujudkan tujuan kegiatan SSGI sesuai dengan pedoman yang telah disusun, diperlukan pemahaman dan persepsi yang sama antara tim yang terlibat, baik tim teknis, tim data, tim manajemen survei, manajer lapangan, dan para PJT Kabupaten/Kota.
Oleh karena itu Liza mengharapkan melalui workshop ini para PJT Kabupaten/Kota mendapat pemahaman dan penyamaan persepsi terhadap instrumen, serta memahami mekanisme pelaksanaan atau pengorganisasian lapangan.
Liza juga mengharapkan agar para PJT Kabupaten/Kota fokus selama mengikuti workshopinidan berkomitmen penuh dalam menjalankan tugas hingga data di lapangan berhasil dikumpulkan dengan kualitas yang baik dan terjamin. Menurut Liza persiapan ini proses yang amat sangat penting karena kalau persiapannya sudah baik maka hasilnya pun akan baik.
“Pesan saya adalah agar para PJT Kabupaten/Kota mencermati informasi, proses, hal-hal yang harus dilakukan ketika nanti informasi tersebut akan ditransfer ke enumerator. Jadi agar lebih siap untuk melaksanaan SSGI salah satunya melalui keseriusan dalam mengikuti workshop ini,” ujar Liza.
Dijelaskan Liza bahwa tahun ini SSGI memasuki tahun ke-lima penyelenggaraan sejak dimulai pada tahun 2019 yang lalu. Setiap tahunnya Kemenkes bersama mitra penyelenggara selalu berupaya untuk memperbaiki kekurangan yang ada. Harapannya agar SSGI bisa dilaksanakan dengan sesempurna mungkin sehingga menghasilkan data akurat dan kebijakan tepat.
“Selain mengumpulkan data antropometrinya kita juga mengumpulkan data faktor determinannya. Kita harapkan data yang terkumpul adalah data yang sebenar-benarnya potret masyarakat karena ini sebagai pegangan kita untuk periode berikutnya,” pungkas Liza. (Penulis Kurniatun Karomah, Edit Pusjak UK)