SSGI Tahun 2022 untuk Peroleh Angka dan Determinan Stunting

21426

Jakarta– Kepala Pusat Kebijakan Upaya Kesehatan Pretty Multihartina membuka pertemuan Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022 Wilayah I yang dihadiri Sekretaris Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Nana Mulyana, Agus Tri Winarto selaku Ketua Tim Teknis SSGI 2022, Tim Korwil 1, Tim Pusat (Tim Teknis dan Manajemen), Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi, Poltekkes, dan Dinkes Kabupaten/Kota.

Dalam sambutannya, Pretty menyampaikan transformasi sistem kesehatan yang dilakukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) turut berimbas pada munculnya program kesehatan yang menjadi unggulan. Program yang diharapkan bisa membuat masyarakat sehat yaitu Program Transformasi Layanan Primer Terintegrasi.

Program yang dicanangkan akan menjangkau hingga ke Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang dimiliki Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan Kemenkes. “Survei yang telah dilakukan berapa kali ini untuk mendapatkan angka stunting plus determinan yang mengikutinya. Data rutin melalui e-PPGBM diharapkan bisa mendapatkan angka stunting yang realtime”, ujar Pretty.

Target percepatan penurunan stunting di tahun 2024 dan target perubahan status Indonesia dari negara berkembang menjadi negara maju di 100 tahun Indonesia merdeka pada tahun 2045 terus digencarkan. Untuk menjadi negara maju, Indonesia harus memenuhi tiga indeks diantaranya kelangsungan hidup survival, pendidikan, dan kesehatan. Ketiga indeks tersebut menjadi penopang tingkat prodiktivitas pekerja di masa mendatang.

Baca Juga  BKPK Kemenkes Libatkan Partisipasi Publik untuk RUU Kesehatan

Pretty menambahkan pada tahun ini tidak hanya untuk mendapatkan prevalensi stunting yang diukur, namun juga data wasting, underwight, dan overweight. Selain itu, menjadi target didapatkannya data capaian indkator intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif.

Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) Wilayah 1 SSGI Tahun 2022 digelar secara daring pada hari Selasa (26/7). SSGI 2022 menyasar 345.000 rumah tangga balita yang ada di 34.500 blok sensus pada 34 Provinsi di Indonesia.

Pelaksanaan tahun ini sedikit berbeda dari tahun sebelumnya. Pembagian wilayah dibagi menjadi empat sesuai jumlah Pusat Kebijakan (Pusjak) yang ada di BKPK Kemenkes.

Pusjak Upaya Kesehatan dipercayakan menjadi Koordinator Wilayah I membawahi 9 provinsi yaitu Provinsi Aceh, Riau, Bangka Belitung, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Baca Juga  Rangkaian Kegiatan HLOM Kesebelas APRFHE Resmi Ditutup

SSGI tahun 2022 ini telah berlangsung sejak Maret 2022 dan akan berakhir pada tahap penyusunan laporan dan rekomendasi kebijakan di bulan Oktober 2022. Diharapkan setelah adanya survei SSGI ini, didapatkan data rutin dengan e-PPGBM (Elektronik- Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat).

Pada kesempatan yang sama, Agus Tri Winarto memaparkan gambaran umum terkait SSGI 2022. Menurut Agus ada Koordinator Teknis dan Koordinator Manajemen di SSGI 2022. Koordinator Teknis ada dua tim yaitu Tim Teknis dan Tim Manajemen Data. Tim Teknis yang akan mengawal  dan menyiapkan terkait substansi termasuk instrumen yang diperlukan. Sedangkan Tim Manajemen Data yang akan menyiapkan aplikasi untuk updating dan puldat maupun progress SSGI 2022.

Koordinator Manajemen membawahi Tim Manajemen yang akan meliputi perencanan dan keuangan. “Penting progress atau perkembangan pengumpulan data di lapangan. Ketika ada masalah- masalah di lapangan misalnya, kendala-kendala bisa segera diketahui bersama termasuk bagaimana strategi dalam menyelesaikan masalah tersebut”, tutur Agus lebih lanjut.

Baca Juga  Master of Training, Tahapan Krusial SSGI 2024

M. Saefullah dari Sub Bagian Administrasi Umum (ADUM) Pusjak Upaya Kesehatan menyampaikan manajemen SSGI 2022. Pada penyelenggarannya korwil sudah menyiapkan undangan, TOR, jadwal acara, link zoom, daftar hadir, materi, form RTL, notulensi dan laporan hasil rakornis, dengan tujuan berjalannya koordinasi Korwil dengan Dinkes Provinsi dan Poltekkes.

Pertemuan ini menghasilkan output rakornis korwil dengan koordinasi antara Korwil dengan Dinkes Provinsi dan Poltekkes. Penjelasan mengenai konsep dasar dan pengorganisasian lapangan, penjelasan manajemen keuangan dan logistik, persiapan Rakornis Provinsi, pengecekan jumlah blok sensus, dan rencana tindak lanjut kegiatan di Provinsi.

Pada penutupan sambutan, Pretty menyampaikan bersama Chief Expert BKPK Anung Sugihantono akan menghadiri secara langsung Rapat Koordinasi Teknis SSGI 2022 di beberapa Provinsi. (Penulis Salisa Kurnia & Astri Chya/Editor Eni Yuwarni)