Bali– Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono melakukan kunjungan ke RS Sanglah atau yang kini berganti nama menjadi RSUP Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah, Rabu, (24/8) di Bali. Wamen Dante disambut Direktur Utama beserta jajaran direksi. Kunjungan dilakukan setelah Wamenkes membuka acara Side Event Health Working Group ke-3 dalam kerangka G20 yang membahas masalah resistensi Antimikroba (AMR)
Kunjungan Wamenkes kali ini bertujuan untuk membahas kerjasama internasional yang akan dilakukan oleh RS Prof. Ngoerah dengan salah satu rumah sakit (RS) di Korea Selatan.
Dalam laporannya, Dirut RSUP Prof. Ngoerah I Wayan Sudana mengatakan bahwa perwakilannya sudah mulai menjajaki kerjasama dengan salah satu RS di Korea Selatan di bidang beauty and wellness.
“Kami sudah bisa memproduksi produk-produk terkait skincare dan kedepannya kami ingin membuka layanan estetika dengan brand image internasional seperti Korea Selatan,” ungkap Wayan Sudana.
Lebih lanjut Wayan Sudana mengatakan bahwa sejak bulan Mei RSUP Prof. Ngoerah telah menjajaki kerjasama dengan salah satu RS di Korea Selatan dan sudah mengirim proposal yang menekankan kerjasama terkait alih teknologi dan pemasaran. Namun terdapat kendala sehingga RS Prof. Ngoerah mencoba menjajaki kerjasama dengan RS lainnya.
“Kami sudah melakukan diskusi dan menyatakan keinginan untuk menjadi observer training sehingga harapannya dapat melakukan kerjasama peningkatan kapasitas SDM dan selanjutnya kami ingin kerjasama terkait pelayanan estetika,”ujarnya.
Untuk layanan estetika, sekarang ini telah dilakukan pembangunan fisik yang diperkirakan akan selesai seratus persen diakhir tahun ini dan rencananya akan dilakukan grand opening pada awal Januari tahun depan.
Saat ini tengah dipersiapkan organisasi dan kesiapan sumber daya manusia. “Untuk organisasi, tim kami sudah melakukan diskusi dan telah disepakati beberapa hal, dan untuk SDM kami menetapkan empat puluh persen dari tenaga baru. Harapannya kami mendapatkan dokter yang kompeten dan punya komitmen tinggi untuk melakukan pelayanan dan berpengalaman,”ungkap Wayan Sudana lebih lanjut
Terkait rencana kerjasama tersebut Wamenkes Dante menghimbau agar kerjasama dengan RS di Korea Selatan segera dilakukan sebelum pembangunan gedung selesai.
“Jika RS yang baru akan mulai beroperasi awal tahun depan maka pembentukan organisasinya sudah harus siap dan kerjasama atau MOU sudah ada. Jadi sebelum gedung diresmikan kerjasama sudah dilakukan. Korespondensi diharapkan mulai dilakukan dari sekarang. “Lakukan diskusi secara informal dulu dan beberapa bulan kedepan harapannya sudah ada MOU,” imbau Wamenkes Dante.
Lebih lanjut Wamenkes Dante menyarankan agar kerjasama yang dilakukan tidak hanya training saja, tetapi juga dalam hal operasional agreement karena jika hanya kerjasama dalam bentuk training saja, co-brandingnya tidak akan terbentuk. Sementara co-branding itu penting.
“Kegiatan ini juga harus ada semacam sosialisasi ke masyarakat. Apalagi jika co-branding sudah terbentuk, maka marketing ke masyarakat sudah harus jalan. Jangan sampai layanan sudah jadi tapi marketing ke masyarakat tidak ada,” ujar Wamenkes Dante.
Dalam rapat yang dilakukan secara hibrid ini, perwakilan dari KBRI Seoul turut hadir secara daring. Wamenkes Dante pun meminta bantuan KBRI Seoul untuk memberikan arah atau jalan agar RS Prof. Ngoerah dapat berkonsultasi dengan rumah sakit di Korea Selatan. (Penulis Kurniatun K/Editor Fachrudin Ali)