Bali– Kementerian Kesehatan Republik Indonesia bekerja sama dengan Tsinghua University sukses mengadakan acara bertajuk The Future of Healthcare: Unleashing AI’s Potential yang berlangsung di UID Bali Campus pada hari Kamis (3/10). Acara ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan di sektor kesehatan, termasuk rumah sakit vertikal, asosiasi kesehatan, industri kesehatan, dan berbagai startup yang bergerak di bidang teknologi kesehatan. Pembicara pada seminar ini berasal dari Kementerian Kesehatan, perwakilan rumah sakit dan akademisi dari dalam dan luar negeri.
Dalam seminar ini, sejumlah topik penting terkait pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) di sektor kesehatan dibahas secara mendalam. Beberapa topik tersebut antara lain The Future of Healthcare: Unleashing AI’s Potential, Navigating AI Regulations in Indonesia’s Healthcare Sector, Harnessing AI in Health, serta Transforming Medical Imaging with AI. Diskusi ini akan memberikan kontribusi besar bagi Kementerian Kesehatan dalam merumuskan kebijakan dan langkah regulasi di masa depan terkait penggunaan AI dalam layanan kesehatan.
Pada pembukaan acara, Setiaji, Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Teknologi Kesehatan menyoroti transformasi sektor kesehatan di era digital dengan tema AI-Powered Healthcare: Transforming The Health Sector in the Digital Age. Ia menekankan pentingnya pemanfaatan data dan keragaman untuk menghadapi tantangan kesehatan nasional. “Interoperabilitas data menjadi kunci untuk memastikan bahwa seluruh ekosistem kesehatan dapat berkolaborasi dan memanfaatkan informasi yang ada demi peningkatan layanan kesehatan,” ujarnya. Selain itu, inisiatif SATUSEHAT juga dibahas sebagai bagian dari upaya Kementerian Kesehatan dalam menghubungkan dan memberdayakan seluruh sistem kesehatan serta masyarakat melalui teknologi digital.
Pada sesi penutupan, Roy Himawan, Direktur Ketahanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan, menyampaikan bahwa AI dapat menjadi katalis perubahan yang signifikan dalam meningkatkan perawatan preventif, hasil pasien, dan efisiensi operasional rumah sakit. “Mulai dari deteksi dini kanker di bidang radiologi hingga penggunaan robot bedah inovatif di daerah terpencil, AI bukan sekadar alat, namun juga sebagai jembatan untuk meningkatkan akses dan efisiensi layanan kesehatan,” kata Roy. Ia juga menegaskan bahwa komitmen dalam mengintegrasikan teknologi ini akan menjadi kunci dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, di mana seluruh masyarakat Indonesia, tanpa terkecuali, dapat mengakses layanan kesehatan berkualitas tinggi.
Kementerian Kesehatan berkomitmen untuk terus mendorong kolaborasi lintas sektor dalam pemanfaatan AI dan pendekatan berbasis data, keterlibatan manusia tetap tidak tergantikan dalam pemberian layanan kesehatan. Masa depan kesehatan akan didefinisikan tidak hanya oleh teknologi, tetapi juga oleh dedikasi untuk memberikan perawatan yang holistik. (Cahyorini/Timker Bioteknologi Kesehatan Pusjak KGTK)