Bali– Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan terima kasih dan penghargaan tulus atas dukungan dan bantuan dari para mitra dan kolega yang telah membantu Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam upaya meningkatkan pembangunan kesehatan di Indonesia.
Ini disampaikannya dalam acara Indonesia Health Partners Meeting yang diadakan di Nusa Dua, Bali pada Senin (18/12). Acara yang bertujuan untuk memperkuat hubungan dan komunikasi dengan mitra pembangunan ini mengundang berbagai lembaga internasional seperti WHO, Global Fund, GAVI, UNICEF, USAID, DFAT dan pemerintah negara mitra seperti Jepang, Australia dan Uni Emirat Arab.
“Perjalanan saya sebagai Menteri Kesehatan tidak akan berjalan mulus tanpa dukungan dan bantuan dari banyak pihak. Pemenuhan target pembangunan kesehatan dapat terwujud berkat dukungan dari mitra dan kolega saya yang terhormat. Izinkan saya menyampaikan penghargaan tulus kami atas dukungan luar biasa yang kami terima,” tutur Menkes Budi.
Dikatakan Menkes Budi bahwa Kemenkes telah melakukan berbagai inisiatif untuk merencanakan dan mengimplementasikan program pembangunan kesehatan dengan tujuan mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri, dan berkeadilan. Upaya ini sejalan dengan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024 dan diperkuat dengan komitmen untuk menerapkan transformasi kesehatan Indonesia.
Untuk mencapai target tersebut, jelas Menkes Budi, Kemenkes memerlukan dukungan sumber daya yang memadai. Dukungan ini meliputi pendanaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), anggaran dukungan masyarakat, serta pinjaman dan hibah luar negeri (PHLN) yang diperoleh melalui kerja sama dengan mitra pembangunan dalam lingkup kerja sama bilateral, multilateral, dan regional.
Disampaikan Menkes Budi bahwa tahun ini Kemenkes memperoleh dana hibah sebesar 700 juta dollar AS untuk mendukung berbagai program kesehatan Indonesia. Selain itu, Kemenkes juga telah berhasil mendapatkan pinjaman sebesar 4 miliar dollar AS dari World Bank, ADB, ISDB dan AIIB untuk program perbaikan jaringan pelayanan primer yang terdiri dari 300.000 Posyandu, 10.000 Puskesmas, dan laboratorium kesehatan masyarakat di seluruh Indonesia.
Pada layanan sekunder, jelas Menkes Budi, pinjaman ini akan memainkan peran penting dalam meningkatkan kualitas rumah sakit kota di seluruh Indonesia, melengkapinya dengan fasilitas medis canggih seperti CT scan, MRI, mammogram, laboratorium kateter, dan fasilitas kemoterapi. Selain itu, Kemenkes juga sedang melakukan peningkatan 34 rumah sakit provinsi, menyediakan fasilitas Radioterapi termasuk Linec, Brachytherapy, pemindaian PET, dan beberapa siklotron dan Proton Beam.
“Bantuan dari para mitra dan kolega lebih dari sekadar bermanfaat bagi saya, tapi hal ini berdampak pada kehidupan sekitar 280 juta orang Indonesia. Saya yakin peningkatan pendanaan yang signifikan ini akan semakin meningkatkan layanan kesehatan di Indonesia,” pungkas Menkes Budi.
Acara Indonesia Health Partners Meeting diisi dengan beberapa kegiatan seperti workshop, diskusi, penyampaian testimoni dari kader kesehatan, serta pameran yang diikuti oleh unit-unit utama Kemenkes. Diskusi dibagi dalam beberapa sesi, dimana setiap sesi membahas topik berbeda seperti Integrasi Layanan Primer, Fasilitas Kesehatan dan Tenaga Kesehatan, Ketahanan Kesehatan dan Teknologi Inovasi, serta Pendanaan Kesehatan. Adapula sesi workshop yang membahas Kebijakan Impor, Peraturan Perpajakan, dan Izin Tenaga Kerja Asing dengan narasumber dari Kementerian Perdagangan, Kementerian Keuangan, dan Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia. (Penulis Kurniatun K/Editor Timker Humdatin)