Jakarta—Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono meluncurkan secara resmi Pelaksanaan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2024 pada Selasa (20/8) dalam acara Kick Off Meeting SSGI 2024. Dalam sambutannya, Wamenkes Dante mengatakan di tahun 2024 ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kembali melaksanakan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI). Dalam pelaksanaannya dibutuhkan dukungan dan keterlibatan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan desa/kelurahan, akademisi, media, swasta, lembaga swadaya masyarakat, dan mitra pembangunan.
Teknis pelaksanaan SSGI di tahun 2024, Kementerian Kesehatan melibatkan Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan lembaga survei swasta. “Hal ini adalah terobosan baru setelah sebelumnya seluruh survei kesehatan dikelola Kementerian Kesehatan,” Ungkap Dante.
Wamenkes Dante selanjutnya mengemukakan, melalui kick-off meeting ini diharapkan semua pemangku kebijakan dapat memahami mekanisme pelaksanaan SSGI 2024 dan berkomitmen untuk melaksanakan seluruh tahapan survei ini sesuai pedoman. Harapannya, para Kepala Daerah, dan Dinas Kesehatan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota dapat mengawal pelaksanaan survei ini dan memastikan prosesnya berjalan lancar, serta data yang dikumpulkan akurat.
Menurut Wamenkes Dante berbicara tentang gizi tentunya tidak terlepas dari empat indikator status gizi balita, yaitu stunting, wasting, underweight, dan obesitas. Pemerintah telah menetapkan stunting sebagai isu prioritas nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Oleh karena itu, berbagai upaya percepatan penurunan stunting telah dilakukan dengan terus mengoptimalkan program intervensi spesifik dan sensitif.
Pelaksanaan survei-survei yang dilakukan adalah menyediakan data yang akurat tentang gizi balita. “Dengan survei ini, kita bisa melihat bahwa dalam 5 tahun terakhir, prevalensi stunting di Indonesia terus menurun hingga menjadi 21,5% di tahun 2023 (SKI 2023),” jelasnya lebih lanjut.
Wamenkes Dante menekankan survei yang akan kita laksanakan bukan sekadar tugas, melainkan tanggung jawab besar yang kita emban untuk masa depan bangsa. Status gizi masyarakat adalah cerminan kesehatan dan kualitas hidup bangsa. Oleh karena itu, hasil dari survei ini akan menjadi dasar bagi kebijakan dan program-program yang akan dijalankan ke depannya.
Dalam kesempatan itu, Wamenkes Dante juga mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas komitmen dan keterlibatan seluruh pihak dalam mendukung SSGI ini. “Marilah kita semua terus bekerja dengan hati, dengan semangat, dan dengan dedikasi yang tinggi. Karena setiap data yang kita kumpulkan adalah cerita dari jutaan anak-anak, ibu, dan keluarga di seluruh pelosok negeri. Mereka bergantung pada ketelitian, ketekunan, dan kejujuran kita dalam menjalankan survei ini,” harapnya. “Dengan kebersamaan dan kerja keras kita, saya yakin kita bisa memberikan kontribusi nyata bagi kesehatan bangsa ini untuk mewujudkan Visi Indonesia Emas 2024”, pungkasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kemenkes Syarifah Liza Munira mengemukakan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) dilaksanakan di 514 kab/kota dan 38 provinsi. “BKPK telah berproses sejak awal tahun 2024, untuk menyiapkan pelaksanaan SSGI mulai penyusunan metodologi, protokol, instrumen, materi ajar, maupun manajemen lapangan,” terang Liza saat menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan.
Untuk penguatan pengelolaan manajemen lapangan di tiap provinsi dan kab/kota, menggandeng pihak profesional atau lembaga survei swasta yg terpilih melalui proses tender yaitu konsorsium PT. Sucofindo, PT. Surveyor Indonesia, dan PT. Lembaga Survey Independen Nusantara.
Liza menyatakan melalui SSGI, kita dapat memotret gambaran status gizi balita yaitu Stunting, Wasting, Underweight dan Overweight hingga tingkat kab/kota. Selain itu SSGI juga akan mengumpulkan data mengenai faktor determinan dari status gizi yaitu antara lain ASI/Makanan Pendamping ASI, imunisasi, penyakit infeksi pada balita, akses pelayanan kesehatan, riwayat kehamilan dan persalinan, kesehatan lingkungan, pendampingan keluarga balita dan pemberian makanan tambahan, pengetahuan dan sikap terkait stunting, dan status gizi ibu.
Dalam laporannya, Liza menyebutkan kegiatan Kick Off Meeting ini mengundang para stakeholder pusat secara luring baik dari kementerian/lembaga, organisasi profesi dan juga mitra pembangunan terkait. Selain itu secara daring mengundang para Sekretaris Daerah Provinsi, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta seluruh direktur Poltekkes seluruh Indonesia.
Tujuan pertemuan ini sebagai sosialiasi dilaksanakannya SSGI 2024 dan mengajak seluruh peserta untuk berkomitmen mendukung pelaksanaannya agar dapat menghasilkan data yang valid dan reliable sehingga data SSGI 2024 dapat menjadi rujukan dalam kebijakan penanggulangan dan percepatan penurunan stunting di Indonesia. (Penulis Fachrudin Ali/Edit Pusjak UK/Timker HDI)