BKPK dan BRIN Jalin kerja sama untuk Suksesnya SSGI 2024

268

Jakarta – Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kementerian Kesehatan dan Organisasi Riset Kesehatan (ORK) Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) resmi menjalin kerja sama untuk pelaksanaan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2024.

Hal tersebut ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerja sama antara Plt. Kepala Pusat Kebijakan Upaya Kesehatan (Pusjak UK) BKPK Dwi Puspasari dan Kepala Pusat Riset Kesehatan Masyarakat dan Gizi (PR Kesmaszi) ORK BRIN Wahyu Pudji Nugraheni di Jakarta, Kamis (19/9). Penandatanganan perjanjian kerja sama disaksikan oleh Sekretaris BKPK Etik Retno Wiyati.

Perjanjian ini dilakukan untuk mendorong kolaborasi antara BKPK dengan BRIN dalam memberikan kontribusi pada kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.  Selain itu untuk penguatan kebijakan kesehatan berbasis bukti melalui SSGI tahun 2024.

Baca Juga  Pengembangan Platform Untuk Majukan Kerja Sama Kesehatan ASEAN

Dalam sambutannya Etik menekankan pentingnya kualitas data yang dihasilkan dari SSGI. “Sebagaimana tagline kita, data akurat kebijakan tepat,” tegasnya.

Senada dengan hal itu, Kepala PR Kesmaszi Wahyu juga berharap SSGI 2024 dapat menghasilkan data yang akurat. Sehingga BKPK dan BRIN bersama-sama mengawal dan mengontrol pelaksanaan baik dari sisi teknis maupun lapangan. “Kedua hal tersebut berperan penting untuk menghasilkan data yang akurat,” harapnya.

Pelaksanaan SSGI tahun 2024 ini menghadapi beberapa tantangan, salah satunya adalah perubahan dalam pelaksanaan survei yang tidak lagi sepenuhnya dilakukan oleh BKPK. Hal ini menuntut adanya penyesuaian dan koordinasi yang lebih intensif antara berbagai pihak yang terlibat.

Menurut Plt. Kepala Pusjak UK BKPK Dwi Puspasari, dalam pelaksanaan SSGI, tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah. “Semua setara dan saling bahu membahu, agar hasil SSGI tahun 2024 dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak,” ucapnya.

Baca Juga  SKI 2023 Sebagai Tolok Ukur Capaian Kesehatan Nasional

SSGI merupakan survei berbasis komunitas yang dilakukan rutin tiap tahun. SSGI dilakukan untuk mendapatkan gambaran status gizi balita. Data yang diperoleh dari survei ini sangat penting sebagai dasar dalam merumuskan kebijakan dan program-program intervensi yang efektif untuk mengatasi masalah status gizi balita. (Penulis: Evi Suryani/Edit Timker HDI)