Profil Ketua Tim Kerja dan PMO Pusjak Sistem Ketahanan Kesehatan
Andi Leny Susyanty, S.Si, Apt, MKM
Ketua Tim Kerja Kebijakan dan Strategi Ketahanan FarmasiAndi Leny Susyanty lahir di Tanjung Priok, sebuah wilayah di Pesisir utara Jakarta. Menyelesaikan pendidikan Sarjana Farmasi dan Profesi Apoteker Tahun 2003 serta Magister Kesehatan Masyarakat Tahun 2010 di Universitas Indonesia. Memulai karir pada Tahun 2003 di Departemen Product development PT Novell Pharmaceutical Laboratories kemudian pada Tahun 2005 bergabung dengan Kementerian Kesehatan sebagai Peneliti di Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan hingga bertransformasi bersama Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan sebagai Analis Kebijakan pada tahun 2022 dengan keahlian dalam analisis kebijakan dan kajian kesehatan terutama bidang kefarmasian dan alat kesehatan. Tahun 2023 - 2024 bertugas sebagai ketua Tim Kerja Kebijakan Sistem Ketahanan Alat Kesehatan dan pada Tahun 2025 ditugaskan sebagai Ketua Tim Kerja Kebijakan dan Strategi Ketahanan Farmasi. Berkontribusi dalam berbagai penelitian dan kajian dalam bidang farmasi, alat kesehatan, sumber daya manusia kesehatan dan ekonomi kesehatan. Sepanjang karirnya telah mengikuti berbagai kursus dan pelatihan, baik dalam negeri maupun luar negeri, beberapa di antaranya termasuk pelatihan Health Technology Assessment dan Good Clinical Practice. Telah menghasilkan publikasi, termasuk policy brief dan artikel di jurnal nasional dan internasional, yang berfokus pada peningkatan akses obat dan evaluasi berbagai kebijakan kesehatan.
Ida Diana Sari, S.Si , Apt, MPH
Ketua Tim Kerja Kebijakan dan Strategi Ketahanan Alat KesehatanLahir di Lubuk-Linggau Provinsi Sumatera Selatan. Memulai karir sebagai Apoteker di Divisi Quality Control PT. Dankos Laboratories,Tbk. Bergabung dengan Kementerian Kesehatan sejak tahun 2003. Menjadi Peneliti pada tahun 2005 di Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan. Lulusan dari Profesi Apoteker Fakultas Farmasi dan Magister Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Tahun 2022 bertransformasi menjadi Analis Kebijakan Ahli Muda di Pusat Kebijakan Sistem Ketahanan Kesehatan dan Sumber Daya Kesehatan Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan. Pertengahan tahun 2022 ditugaskan menjadi Ketua Tim Kerja Kebijakan Sistem Ketahanan Farmasi dan Alat Kesehatan, kemudian Tahun 2024 ditugaskan menjadi Ketua Tim Kerja Kebijakan Sistem Ketahanan Farmasi. Tahun 2025 ditugaskan menjadi Ketua Tim Kerja Kebijakan dan Strategi Alat Kesehatan Pusat Kebijakan Sistem Ketahanan Kesehatan BKPK. Publikasi yang sudah dihasilkan mulai dari tulisan di Jurnal Akreditasi Nasional maupun Internasional serta Policy Brief dalam lingkup Farmasi dan Alat Kesehatan.
dr. Ira Cyndira Tresna, M.I.Kom
Ketua Tim Kerja Kebijakan Strategi Pengelolaan Kedaruratan Kesehatan dan Perubahan IklimBergabung dengan BKPK sejak 1 November 2024 sebagai Plt. Kepala Pusat Kebijakan Ketahanan Kesehatan dan Sumber Daya Manusia BKPK, merangkap sebagai Ketua Tim Kerja Kebijakan Perencanaan dan Pendayagunaan Tenaga Kesehatan di unit kerja yang sama. Mulai 31 Januari 2025 bergabung di Pusat Kebijakan Sistem Ketahanan Kesehatan BKPK sebagai Ketua Tim Kerja Kebijakan Strategi Pengelolaan Kedaruratan Kesehatan dan Perubahan Iklim. Berpengalaman selama kurang lebih 20 tahun (sejak tahun 2005) di Pusat Krisis Kesehatan, Sekretariat Jenderal Kemenkes dan memiliki karier mulai CPNS sampai menjadi Kepala Bidang. Pada tahun 2020 beralih menjadi Analis Kebijakan Ahli Madya dengan tugas tambahan sebagai Ketua Tim Kerja. Selama menjalani tugas di Pusat Krisis Kesehatan telah terlibat dalam berbagai kegiatan di tingkat Nasional dan Internasional seperti pelatihan, seminar, workshop, konferensi, simulasi, di bidang Disaster Health Management baik sebagai pembicara, trainer, maupun peserta. Dengan latar belakang pendidikan sebagai Dokter Umum dan Ahli Ilmu Komunikasi, serta pengalaman memimpin selama lebih dari 15 tahun, Ira memiliki landasan yang kuat dalam mendukung keahlian dan kepemimpinannya di bidang kesehatan.
dr. Muhammad Karyana, M.Kes
Ketua Tim Kerja Kebijakan dan Strategi Penanggulangan Penyakit dan Kesehatan LingkunganKaryana seorang dokter lulusan FKUI tahun 1995 merupakan Administrator Kesehatan Madya. Beliau merupakan juga magister kesehatan masyarakat lulusan UI tahun 2005, berpengalaman 25 tahun dalam ilmuwan penyakit menular. Karir ASN di mulai pada tahun 1999 di Puslitbang Layanan dan Teknologi Kesehatan sebagai Peneliti Badan Litbang Kesehatan. Fokus utama risetnya adalah patogenesis penyakit, dengan tujuan meningkatkan pencegahan dan pengobatan penyakit menular. Tahun 2025 ia mendapat amanah sebagai Ketua Tim Kerja Kebijakan dan Strategi Penanggulangan Penyakit dan Kesehatan Lingkungan, BKPK.
dr. Eva Sulistiowati, M.Biomed
Ketua Tim Kerja Kebijakan dan Strategi Imunisasi, Surveilans, dan Karantina KesehatanLahir di Kota Batik Pekalongan 1977. Lulus sebagai dokter dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Tahun 2002 dan Magister Biomedis Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2013. Pasca PTT di Kab. Bogor melanjutkan tugas di RS Mery Cileungsi dan RS Permata Cibubur sampai akhirnya menjadi anggota keluarga besar Kemenkes (Badan Litbangkes) pada Tahun 2008 hingga kini. Seiring transformasi Badan Litbangkes menjadi BKPK, terjadi perubahan fungsional peneliti menjadi Analis Kebijakan. Kegiatan penelitian, publikasi serta policy brief yang disusun dalam lingkup Penyakit Tidak Menular, Pelayanan Kesehatan Primer, Kesehatan Masyarakat. Tahun 2016-2019 sebagai Ka. Subbid Pelayanan Kesehatan Primer dan Rujukan Puslitbang Sumber Daya dan pelayanan Kesehatan, 2023-2024 Katimker Tata Kelola dan Mutu Pelayanan Kesehatan Primer; 2024-2025 Katimker Kebijakan Program Kesehatan Masyarakat Pusat Kebijakan Upaya Kesehatan; dan saat ini sebagai Katimker Kebijakan dan Strategi Imunisasi, Surveilans, dan Karantina Kesehatan Pusat Kebijakan Sistem Ketahanan Kesehatan.”Setiap perubahan diikuti dengn proses pembelajaran”.
Dr. dr. Trimaharani, M.Si., Sp.Em
Ketua Tim Kerja Kebijakan dan Strategi Tata Kelola KeracunanLahir di kediri 1971 berkarir sebagai dokter spesialis emergency dan interest dibidang toxin dan biasa dipanggil Queen of Snake Indonesia karena thn 2020 pernah dinobatkan sebagai 1 dari 7 Wanita Asia Woman Championship of Snakebite dari WHO HAI, 4 tahun di Puskesmas 15 tahan di rumah sakit dan sempat 3 thn di P3MK dinkes prov jatim sangat menyukai alam dan ketua relawan indonesia mandiri,anggota kehormatan Wanadri, Indonesia Toxinology Society, Ambassador Royal Society and Tropical Medicine 2023-2026 for Indonesia, Advisor Temporary WHO for Guideline WHO Snakebite 2016, Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Emergency Jabodetabek, Board Member International Society of Toxinology,dan ketua RECS Indonesia. Riwayat pendidikan S1 dan Dokter FK Univ Brawijaya, S2 Imunology Univ Airlangga, Spesialis Emergency Univ Brawijaya, S3 Biomedic Univ Brawijaya dan Sandwich Like Programme PhD Leuven Katholieke Universitiet of Belgium, Clinical Toxinology Programme Adelaide University Australia, Fellowship Emergency Medicine Univeristas Brawijaya, Moto: No Regress, No Regret , no Reserve.
Max Bobby Hutabarat, SE, M.Tr.A.P
Ketua Tim Kerja Dukungan ManajemenLahir di Tarutung pada tahun 1978 salah satu kota kecil, tepatnya di Kabupaten Tapanuli Utara Sumatera Utara. Memulai karier PNS di Kementerian Kesehatan sejak tahun 2008 pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Farmasi di Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan . Di Januari 2020 sd Maret 2022 menjabat sebagai Kepala Sub Bagian Administrasi dan Umum pada Puslitbang Bimedis dan Teknologi Dasar Kesehatan. Kemudian pada Januari 2025 menjabat sebagai Ketua Tim Kerja Dukungan Manajemen di unit kerja Pusat Kebijakan Sistem Ketahanan Kesehatan. Jabatan Fungsional saat ini yang diemban adalah JFT Perencana Ahli Muda.. Riwayat pendidilkan S1 Jurusan Ekonomi Akuntansi dari Universitas Nommensen Medan Sumatera Utara dan S2 Program Studi Administrasi Pembangunan Negara dari Universitas Politeknik STIA LAN Jakarta .Motto hidupnya "Teruslah belajar, karena hidup tidak pernah berhenti mengajarkan."
Andrie Vitra Diazmara, S.Sos, MIR
PMOLahir di Kebayoran, Jakarta Selatan, Lulusan Master International Relations (University of Melbourne, Australia) dan Sarjana Ilmu Hubungan Internasional (Universitas Moestopo), serta Diploma Administrasi Bisnis (Perth Commercial College, Australia), Diaz sejak tahun 2024 dipercaya menjadi Project Management Officer (PMO) di Pusat Kebijakan Sistem Ketahanan Kesehatan dan Sumber Daya Kesehatan yang kemudian bertransformasi menjadi Pusat Kebijakan Sistem Ketahanan Kesehatan sejak tahun 2025 yang fokus pada kebijakan di luar latar belakang pendidikannya, seperti ketahanan farmasi, alat kesehatan, penanggulangan penyakit, imunisasi, surveilans, karantina kesehatan dan kedaruratan. Memulai karir di Kemenkes sejak 2009, hingga pernah dimandatkan sebagai Kasubbag Multilateral II dan Sub Koordinator Kerja sama Non PBB di Biro Kerja Sama Luar Negeri, Diaz berpengalaman dalam analisis kebijakan dan kerja sama internasional seperti terlibat dalam forum internasional (Global Fund, OIC, BIMST, AMR One Health, dll.), turut mendukung suksesnya Presidensi Indonesia di Forum G20, OIC dan ASEAN serta mengawal diplomasi hingga penandatanganan MoU dengan Negara/Mitra Internasional.
dr. Cicih Opitasari, MARS
PMOLahir di Kab. Brebes yang dikenal dengan produksi Telur Asin dan Bawang Merah. Menempuh pendidikan kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro dan meraih gelar dokter pada 2005. Mengawali karier sebagai dokter Pegawai Tidak Tetap (PTT) Kementerian Kesehatan pada 2006-2009, bertugas di Puskesmas daerah Banyumas, Jawa Tengah. Sebelum akhirnya bergabung dengan Kementerian Kesehatan pada tahun 2010 sebagai peneliti di Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Pada tahun 2016 melanjutkan studi pascasarjana di Fakultas Kesehatan Masyarakat UI dan meraih gelar Magister Administrasi Rumah Sakit pada 2018. Seiring dengan restrukturisasi organisasi di Kementerian Kesehatan pada 2022 yang mengubah Balitbangkes menjadi Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK), bertransformasi menjadi Analis Kebijakan di Pusat Kebijakan Upaya Kesehatan. Pada tahun 2023, dipercaya sebagai Ketua Tim Kerja Kebijakan Tata Kelola dan Mutu Pelayanan Kesehatan Rujukan. Selanjutnya, pada tahun 2024, ditunjuk sebagai Project Management Officer (PMO) di Pusat Kebijakan Upaya Kesehatan dan Pada tahun 2025, berlanjut sebagai PMO di Pusat Kebijakan Sistem Ketahanan Kesehatan.