Kunjungan ke Puskesmas Kabila Kabupaten Bone Bolango Gorontalo

273

Gorontalo– Tim Pembinaan Wilayah (binwil) Pusat Kebijakan Pembiayaan dan Desentralisasi Kesehatan (Pusjak PDK) Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) melakukan kunjungan ke Puskesmas Kabila di Kabupaten Bone Bolango dalam rangka pembinaan wilayah di Provinsi Gorontalo. Puskesmas Kabila adalah salah satu Puskesmas yang telah mengimplementasikan Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer (ILP) di Provinsi Gorontalo. Dalam kunjungan ini Pusjak PDK juga didampingi perwakilan dari Direktorat Tata Kelola Kesehatan Masyarakat Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat (Ditjen Kesmas) selaku inisiator ILP.

Kepala Puskesmas Kabila, Felmi Sudo Kude menyambut kedatangan rombongan didampingi Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Gorontalo Anang Otoluwa serta jajarannya. Felmi memandu tim binwil untuk melihat layanan kesehatan yang tersedia, bagaimana alur pelayanannya dan menunjukkan ruangan dan fasilitas yang dimiliki Puskesmas Kabila.

Dijelaskan Felmi bahwa Puskesmas Kabila telah mengadopsi sistem Klaster yang diperkenalkan oleh Ditjen Kesmas. Klaster 1 merupakan tempat pendaftaran dimana pasien melakukan pendaftaran dengan mengambil nomor antrian dan petugas melakukan penginputan data pasien. Klaster 2 berupa layanan skrining pemeriksaan, Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), serta Kesehatan Ibu, Anak dan usia produktif. Klaster 3 terdiri dari layanan telemedicine, konsultasi calon pengantin, pemasangan implan dan konsultasi KB. Sementara klaster 4 berupa layanan pencegahan dan pengendalian penyakit menular seperti pemberian OAT pada pasien penyakit TB. Ada pula layanan lintas klaster seperti pemeriksaan gigi dan mulut, layanan rawat inap persalinan, layanan UGD, layanan kefarmasian apotik, dan layanan laboratorium.

Baca Juga  Menteri Kesehatan Serahkan Penghargaan Kompetisi Rekomendasi Kebijakan Kesehatan (SiBijaKs)  Award 2024

Ketua Tim Kerja Kebijakan Pembiayaan Kesehatan Pusat dan Daerah, Bondan Wicaksono yang mewakili Kepala Pusjak PDK dalam kunjungan ini menyampaikan sukacitanya dapat mengunjungi Puskesmas Kabila ditengah bencana banjir dan longsor yang sedang melanda provinsi Gorontalo. Dalam kesempatan ini Bondan juga menyampaikan bela sungkawa atas musibah yang terjadi. Dikatakan Bondan bahwa kedatangan tim binwil mungkin disaat yang kurang tepat namun tim memiliki niat baik untuk melakukan pembinaan.

Diungkapkan Bondan bahwa dalam pembinaan wilayah kali ini Pusjak PDK mencoba pendekatan berbeda. Pusjak PDK akan memfokuskan pada hal-hal yang diprioritaskan serta berupaya menghasilkan wujud konkret. Selain itu Pusjak PDK juga menggandeng Direktorat Tata Kelola Kesehatan Masyarakat yang merupakan inisiator ILP untuk melihat langsung implementasi ILP di daerah. Ini sesuai amanat Kepala Pusjak PDK yang mengatakan apabila daerah binaan belum mengalami kemajuan berarti perlu dibenahi caranya dalam melakukan pembinaaan wilayah.

“Kami ingin melihat kesiapan daerah dalam implementasi ILP. Karena menurut laporan yang kami terima implementasi ILP di daerah baru sebatas ruangan, pelayanan belum dilaksanakan. Secara umum masih bermasalah terkait tenaga atau SDM,  BMHP, dsb. Kita ingin menangkap isunya, apa sih kendala di masing-masing Puskesmas dalam implementasi ILP,” ujar Bondan.

Baca Juga  BKPK Adakan Workshop Pendamping Teknis Kab/Kota SSGI 2022

Dijelaskan Bondan bahwa Menteri Kesehatan menargetkan 4.000 atau 40% puskesmas sudah mengimplementasikan ILP di akhir tahun ini. Karena itu Ditjen Kesmas bekerjasama dengan berbagai unit mendorong agar ILP dapat berjalan.

Kepala Dinkes Provinsi Gorontalo, Anang Otoluwa berterima kasih atas kedatangan tim binwil ke provinsi Gorontalo khususnya ke Puskesmas Kabila. Diungkapkannya bahwa konsep ILP sudah bagus tinggal melakukan perubahan-perubahan terkait manajemen, sedikit pendanaan yang ditimbulkan dan gaya kerja yang menurut Anang terlalu terpusat pada Puskesmas sehingga Pustu dan Posyandu sedikit terabaikan. Disebutkan Anang bahwa sebenarnya sudah ada Puskesdes dan Polindes yang dibangun di desa dan kelurahan. Jika kedua fasilitas itu dipisahkan dengan Pustu menurut Anang akan menjadi pekerjaan berat bagi Kemenkes. Karena itu harapan Anang agar kedepannya Puskesdes dan Polindes bisa bertransformasi menjadi Pustu.

Sementara itu kepada tim binwil Felmi menjelaskan strategi Puskesmas Kabila melakukan persiapan dalam pengimplementasian ILP dan menjabarkan hambatan yang dihadapi. Untuk tahap persiapan Puskesmas Kabila telah melakukan penyelenggaraan workshop ILP tingkat provinsi, sosialisasi ILP di puskesmas Kabila, sosialisasi ILP lintas sektor wilayah kerja puskesmas Kabila serta sosialisasi ILP di masyarakat.

Baca Juga  Perlunya Perubahan Proses Bisnis Baru HTA

Sedangkan hambatan yang dihadapi puskesmas Kabila dalam pengimplementasian ILP diantaranya adalah antrian online yang belum bridging dengan aplikasi RME dan antrian online BPJS, gedung puskesmas yang kecil dengan kapasitas dan kondisi pasien yang banyak, tenaga dokter yang kurang, jaringan yang kurang stabil pada saat pelayanan yang menyebabkan pasien menunggu. Selain itu ada 6 desa dan 5 kelurahan yang belum mempunyai Pustu.

Disisi lain Puskesmas Kabila telah berhasil membuat inovasi dalam bidang telemedicine bernama Mohindu Dokter atau yang disingkat Mondok. Mohindu adalah bahasa Gorontalo untuk Tanya Dokter. Mondok merupakan layanan konsultasi medis online yang digagas puskesmas Kabila. Dengan tajuk ‘Solusi Berobat dari Rumah’ sistem ini menawarkan layanan kesehatan melalui telpon, whatsapp, maupun videocall langsung dengan dokter di puskesmas Kabila.

Inovasi Mondok ini memberikan manfaat besar bagi pasien diantaranya yaitu meminimalkan antrian. Dengan sistem ini pasien tidak perlu menunggu lama untuk mengikuti alur antrian di puskesmas. Kemudian kenyamanan yang didapatkan pasien karena dengan sistem ini pasien bisa konsultasi dari rumah tanpa harus datang ke puskesmas. Keterjangkauan, melalui sistem ini pasien tidak perlu jauh-jauh datang ke puskesmas, cukup melakukannya lewat online, dan terakhir inovasi layanan ini memproritaskan kesehatan dan kesejahteraan pasien. (Penulis Kurniatun/Edit Pusjak PDK)