Bekasi – Badan Kebijakan dan Pembangunan Kesehatan (BKPK) bekerjasama dengan Pusat Kajian Manajemen Kesehatan (PKMK) Universitas Gajah Mada akan melaksanakan Kajian Sejarah Kebijakan Kesehatan. Kickoff pelaksanaan kajian ini diselenggarakan di Bekasi pada Selasa (23/4).
Dalam sambutannya Kepala BKPK Syarifah Liza Munira mengutip pernyataan Bung Karno agar jangan pernah melupakan sejarah. “Ini bukan hanya tentang pentingnya kita menghargai jasa dari para pendahulu kita, tetapi juga bahwasanya proses-proses atau fenomena yang kita lihat dan saksikan, rata-rata tidak ada yang betul-betul baru. Umumnya suatu fenomena itu cenderung berulang. Contohnya pada penanganan pandemi. Untuk dapat memahami dan know ‘what to do’, para ahli merujuk pada pandemi-pandemi yang lalu, bahkan sampai dengan pandemi 100 tahun yang lalu,” tutur Liza.
Menurut Liza pada agenda transformasi kesehatan, Kementerian Kesehatan juga merujuk pada apa saja yang sudah dikerjakan sebelumnya. Selain merujuk pada praktik baik di negara lain, sangat penting melihat kebijakan kesehatan yang diterapkan di Indonesia pada masa lampau.
Lebih lanjut Liza mencontohkan pada transformasi kesehatan layanan primer. “Untuk meningkatkan layanan yang lebih dekat pada masyarakat dan mendorong promotif preventif, kita bisa lihat bahwa Indonesia sudah memiliki Puskesmas, juga jejaringnya yaitu pos-pos pelayanan terpadu, Posyandu ini dapat kita perkuat dan berdayakan untuk mengedukasi masyarakat mengenai kesehatan serta melakukan deteksi dini,” jelasnya.
Kajian Sejarah Kebijakan Kesehatan ini akan menghasilkan buku induk sejarah kebijakan kesehatan di Indonesia. Buku ini dapat menjadi salah satu referensi untuk penyusunan kebijakan kesehatan di Indonesia. Selain itu juga menjadi legacy dalam penyusunan kebijakan Kesehatan, baik untuk Kemenkes saat ini, maupun untuk generasi selanjutnya.
Kickoff pelaksanaan kajian kebijakan kesehatan ini dihadiri oleh Menteri Kesehatan Periode 2004-2009 Siti Fadilah Supari dan para Sekjen Kementerian Kesehatan periode sebelumnya yaitu Ratna Rosita, Syafii Ahmad, dan Oscar Primadi (Penulis: Irwan Fazar/Edit Timker HDI)