One Health demi atasi Pandemi di Masa Depan

1335

Bali– Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI (BKPK Kemenkes RI) melalui Pusat Kebijakan Kesehatan Global dan Teknologi Kesehatan (Pusjak KGTK) dan Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (Dit. P2PM) menyelenggarakan Consultative Meeting for the ASEAN Leaders’ Declaration on One Health Initiatives yang berlangsung di Bali pada tanggal 15-17 Maret 2023. Pertemuan dibuka Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu.

Dirjen Maxi mengungkapkan bahwa peningkatan penularan penyakit antara manusia, hewan, dan lingkungan berpotensi menjadi ancaman pandemi, sehingga ada kebutuhan mendesak untuk meningkatkan koordinasi lintas sektor. Pendekatan One Health merupakan pendekatan terbaik untuk mencegah, kesiapsiagaan, dan merespons pandemi.

Pendekatan ini membutuhkan mekanisme kerja sama dan koordinasi lintas sektor yang kuat untuk menyinergikan target, koordinasi, dan implementasi kita,” lanjut Maxi. “Melalui kolaborasi multisektoral antara ilmuwan, pemerintah, dan organisasi internasional, diharapkan implementasi One Health di negara anggota ASEAN akan membuktikan bahwa dengan bekerja sama, kita dapat mengatasi masalah pandemi di masa depan,” tutup Maxi.

Baca Juga  Wapres Ma’ruf Amin Buka Pameran Inovasi dan Teknologi Kesehatan

Sementara itu Prof. Tjandra Yoga Aditama yang memfasilitasi penyusunan draft mengatakan Indonesia telah menyusun konsep awal Deklarasi dan telah dibagikan kepada seluruh negara anggota ASEAN. “Hari ini kita dengarkan masukan dari berbagai negara dan dibahas setiap paragraf untuk draft tersebut sehingga diharapkan akan dapat dikompilasi semua masukan dari semua negara anggota ASEAN untuk menjadi ASEAN Leaders’ Declaration,” ungkapnya.

Prof. Tjandra melanjutkan karena One Health ini pendekatan antara kesehatan manusia, kesehatan hewan, dan kesehatan lingkungan. “Kita tahu banyak sekali masalah kesehatan yang berhubungan dengan material (kesehatan manusia dan hewan) yang tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya, dengan demikian pendekatan One Health tersebut menjadi salah satu senjata penting kita dalam menanggulangi kesehatan masyarakat di dunia, di ASEAN dan juga tentu di Indonesia,” jelasnya lebih lanjut.

Baca Juga  Wujudkan Transformasi Layanan Primer, Kemenkes Tingkatkan Aksesibilitas Vaksin

Menurut Grace Lovita Tewu dari Pusjak KGTK, pertemuan ini merupakan pembahasan draft awal pembentukan ASEAN Leaders’ Declaration on One Health Initiative yang akan menjadi capaian bidang kesehatan untuk Keketuaan Indonesia ASEAN 2023. Pertemuan ini merupakan langkah awal menyusun deklarasi dan nantinya akan terus berproses hingga mendapatkan hasil untuk disepakati bersama di KTT ASEAN yang akan dilangsungkan di Labuan Bajo pada bulan Mei Mendatang.

Penyusunan deklarasi ini melibatkan diskusi dengan Negara 10 Anggota ASEAN yang bertanggung jawab di sektor Kesehatan, sektor kesehatan hewan, dan lingkungan yaitu Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam, serta didukung oleh mitra seperti FAO, UNEP, WHO, WOAH (Quadripartite), Australia Mission to ASEAN, UK Health Security Agency, USAID, MBT ASEAN-Canada, dan difasilitasi oleh ASEAN Secretariat.

Baca Juga  Penyampaian Pesan Yang Efektif Untuk Membangun Branding BKPK

Hadir pula Kementerian/Lembaga lintas sektor seperti dari Kementerian Koordinator Bidang PMK, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertanian, BPOM, dan BRIN.

Selain diskusi, rangkaian pertemuan Consultative Meeting for the ASEAN Leaders’ Declaration on One Health Initiative juga melaksanakan kunjungan lapangan ke Desa Tisira di Pantai Legian untuk melihat vaksinasi pada hewan (anjing), Balai Besar Veteriner Denpasar, Puskesmas 1 Denpasar Selatan sebagai Pusat Penanganan Rabies di Kota Denpasar, dan Udayana One Health Collaborating Center. (Penulis Nowo Setiyo)