Jakarta– Hasil Serosurvei Antibodi SARS-Cov-2 di bulan Januari 2023 menunjukkan proporsi penduduk yang memiliki kadar imunitas SARS-Cov-2 masih tinggi, yakni 99%. Angka ini sedikit meningkat dibandingkan hasil Serosurvei bulan Juli tahun 2022 sebesar 98,5%. Demikian disampaikan Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Syarifah Liza Munira pada awak media di kantor Kemenkes, Jumat (3/2).
Lebih lanjut Liza menuturkan kadar antibodi masyarakat mengalami peningkatan 1,5 kali lipat. “Pada Juli 2022 sebesar 2.095, di bulan Januari 2023 kita lihat ini meningkat menjadi 3.207, “ ujarnya.
Liza juga menerangkan hal menarik dari hasil serosurvei ini, yaitu kadar antibodi tertinggi dimiliki oleh penduduk yang telah mendapatkan vaksin booster. Selain itu, penduduk yang dalam 6 bulan terakhir telah melengkapi vaksin booster ini kadar antibodinya meningkat hampir 3 kali lipat.
“Jadi kita bisa lihat pentingnya melengkapi vaksinasi,” ungkapnya lebih lanjut.
Pada kesempatan yang sama, Tim Pakar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Iwan Ariawan menjelaskan peningkatan kadar antibodi Covid-19 masyarakat Indonesia meningkat karena vaksinasi. Kadar antibodi juga meningkat karena infeksi penularan Covid-19 yang masih terjadi.
Iwan memaparkan lebih jauh, Serosurvei membandingkan jumlah kadar antibodi dari penduduk yang status vaksinasinya tetap dengan penduduk yang status vaksinasinya meningkat. Pada kelompok penduduk yang status vaksinasinya tetap, terjadi peningkatan kadar antobodi menjadi 1.555,7. Sedangkan penduduk yang status vaksinasinya meningkat kadar antibodinya jauh lebih tinggi, yakni 4.294,2.
“Penambahan vaksinasi meningkatkan kadar antibodi jauh lebih tinggi. Infeksi memang meningkatkan antibodi, tapi vaksinasi peningkatannya lebih tinggi,” jelas Iwan.
Melengkapi penuturan Iwan, Tim Pakar FKM UI Pandu Riono mengatakan Serosurvei Antibodi SARS-Cov-2 ini berguna dalam penetapan kebijakan, yaitu kebijakan tentang pencabutan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan kebijakan vaksinasi.
Sangat penting untuk meningkatkan status vaksinasi. Yang sudah divaksinasi booster paling rendah risiko masuk rumah sakit dan paling rendah untuk mengalami kematian. Vaksinasi memberikan proteksi. “Dengan demikian maka kita mendorong supaya semua penduduk walaupun sudah punya antibodi untuk kita tingkatkan lagi karena virus masih ada dan terus bermutasi,” tutur Pandu. (Penulis Dian Widiati/Editor Fachrudin Ali)