Bali– Pandemic Fund resmi diluncurkan pada Presidensi G20 Indonesia hari ini, Minggu (13/11) di Mulia Resort Nusa Dua, Bali. Presiden Joko Widodo meresmikannya secara virtual dengan disaksikan oleh Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan negara-negara anggota G20 seperti Menkeu AS Janet Yellen, William Roos dari Perancis, serta Bendahara Persemakmuran Australia Jim Chalmers.
“Tiga tahun terakhir ini kita menghadapi pandemi Covid-19 dan telah terbukti dunia tidak siap menghadapi pandemi. Dunia tidak memiliki arsitektur kesehatan yang andal untuk mengelola pandemi. Kita harus memastikan ketahanan komunitas internasional dalam menghadapai pandemi. Pandemi tidak boleh lagi memakan banyak korban jiwa. Pandemi tidak boleh lagi meruntuhkan sendi-sendi perekonomian global,” Joko Widodo mengawali pembukaannya.
Oleh karena itu, Joko Widodo menjelaskan, Presidensi G20 Indonesia terus mendorong penguatan arsitektur kesehatan global untuk mewujudkan sistem kesehatan global yang lebih andal terhadap pandemi, serta lebih inklusif dan berkeadilan.
“Untuk itu dunia harus mempunyai kapasitas pembiayaan untuk mencegah dan menghadapi pandemi dan membangun ekosistem kesehatan yang tersinergikan lintas negara. Pembiayaan membutuhkan 31 miliar dolar AS setiap tahunnya untuk membiayai sistem pencegahan, kesiapan dan respon terhadap pandemi. Untuk itu G20 telah sepakat membentuk dana pandemi bagi kepentingan pencegahan, persiapan dan respon terhadap pandemi,” terang Joko Widodo.
Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam kesempatan yang sama mengatakan bahwa peluncuran Pandemic Fund merupakan langkah konkret dari pertemuan negara-negara G20.
“Ini merupakan tonggak sangat penting, ini sebuah titik awal bagi kita semua untuk menunjukkan kepada dunia bahwa G20 mampu menghasilkan tindakan nyata yang dapat memiliki dampak global”
Lebih lanjut Sri Mulyani mengungkapkan bahwa Pandemic Fund bukan satu-satunya instrumen yang digunakan untuk kesiapsiagaan sistem kesehatan.
“Dana ini pasti akan bekerja sama dengan instrumen lain agar kita bisa mengembangkan kemampuan kita untuk bersiap menghadapi pandemi dengan lebih baik. Oleh karena itu, Pandemic Fund menjadi dana katalis untuk dukungan jangka panjang dari semua lembaga bilateral maupun multilateral. Kami juga berharap partisipasi dari filantropis, serta sektor swasta dapat terus didorong,” ujarnya.
Sri Mulyani juga menegaskan Pandemic Fund bukan hanya inisiatif G20, tetapi juga menjadi perhatian global. Maka dari itu Sri Mulyani menyambut baik kontribusi negara-negara di luar G20 untuk Pandemic Fund.
“Kita harus terus membangun tata kelola yang inklusif dan juga memperkuat arsitektur kesehatan internasional,” pungkas Sri Mulyani.
Menutup rangkaian launching Pandemic Fund, Menkes Budi Gunadi Sadikin kembali menekankan betapa pentingnya dibentuknya pendanaan pandemi.
“Kita membentuk Pandemic Fund dengan kepercayaan yang kuat bahwa kita dapat memainkan peran besar dalam arsitektur kesehatan global dan membantu umat manusia dalam menghadapai krisis kesehatan di masa mendatang,” tutup Menkes Budi.
(Penulis Kurniatun K/Editor Fachrudin Ali)