Bali– Bersamaan dengan pelaksanaan pertemuan Para Menteri Kesehatan Negara G20 yang Kedua (The 2nd Health Minister Meeting), telah dilaksanakan konferensi pers Side Event One Health dengan tema Implementing One Health to Achieve Health Security and Economic Stability di Bali (27/10). Side Event One Health dilaksanakan secara back-to-back dengan forum Health Working Group Kedua yang dilaksanakan pada tanggal 8 Juni 2022 di Lombok.
Pandemi COVID-19 memberikan peringatan kepada dunia dengan dampak yang luas terhadap ekonomi dan kehidupan sosial. Pandemi tidak dapat diatasi secara efektif tanpa koordinasi dan komunikasi kerja sama lintas sektor antara dan di dalam negara terutama melalui pendekatan One Health.
One Health adalah pendekatan pemersatu yang diindikasikan yang bertujuan untuk secara berkelanjutan menyeimbangkan dan mengoptimalkan hubungan erat dan ketergantungan diantara manusia hewan dan ekosistem, mengakui kesehatan hewan peliharaan dan liar, tumbuhan, dan lingkungan yang lebih luas.
Pendekatan One Health, memobilisasi banyak sektor, disiplin ilmu dan komunitas yang memberikan arahan kepada berbagai tingkatan masyarakat untuk bekerja bersama dalam mendorong kesejahteraan dan menghadapi ancaman taktis yang mengganggu kestabilan ekosistem. Hal ini diupayakan sambil mengatasi Kebutuhan kolektif akan air bersih, energi, dan udara, langkah penghematan energi dan makanan, serta mengambil tindakan terhadap perubahan iklim, yang berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan.
“Berdasarkan pengalaman mempelajari respons global terhadap pandemi COVID- 19. Kami menganggap bahwa forum G20 akan menjadi forum yang paling tepat untuk mengambil cara terbaik untuk menghadapi pandemi saat ini dan krisis kesehatan di masa depan. Inilah sebabnya mengapa kami memutuskan untuk menyelenggarakan acara side-event tentang One Health bersamaan dengan masa kepresidenan Indonesia di forum G20,” Ungkap Imran Pambudi, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Menular Direktorat Jenderal P2P Kementerian Kesehatan (27/10).
Pertemuan Lombok 8 Juni lalu itu menghasilkan dua luaran penting utama. Pertama, Lombok G20 One Health Policy Brief dan Gap Analysis on The One Health Implementation For Zoonotic Diseases. Kedua, luaran ini telah dikonsultasikan melalui tiga pertemuan pre-event G20 One Health Side Event dan rangkaian diskusi intensif yang melibatkan pemangku kepentingan nasional dan internasional. Hasil dari analisis kesenjangan didasarkan pada kuesioner penilaian mandiri yang dikembangkan oleh Indonesia, dan dianalisis lebih lanjut oleh One Health Iniciatives oleh WHO.
One Health Iniciatives adalah suatu Sekretariat Kerja berbagai panel ahli tingkat tinggi yang membahas tentang topik One Health yang diinisiasi WHO. Sekretariat ini juga berfungsi sebagai Sekretariat WHO untuk koordinasi internal (WHO Internal Coordination on One Health), kerjasama antara FAO/UNEP/WHO/WOAH (dikenal dengan istilah quadripartite).
Dalam Lombok G20 Policy Brief, ada tujuh langkah untuk meningkatkan dan optimalisasi kerangka One Health. Pertama, meningkatkan kesadaran. Kedua, mengidentifikasi kesenjangan dan peluang. Ketiga, mengembangkan mekanisme untuk mendukung satu kerangka kesehatan, tata kelola dan koordinasi secara menyeluruh; mengembangkan ilmu pengetahuan, dipandu oleh quadripartit, rencana aksi bersama satu kesehatan yang juga berfungsi sebagai cetak biru rencana tindakan. Kemudian yang terakhir adalah menerapkan pendekatan One Health secara nyata, yakni satu kebijakan untuk lebih baik, mencegah, mendahului dan mendeteksi, mempersiapkan respon terhadap ancaman kesehatan.
“Kami berharap bahwa Lombok One Health Policy Brief akan dapat memandu kita melalui upaya kolektif kita dalam memperkuat arsitektur kesehatan global yang telah menjadi tema sentral Presidensi Indonesia di G20. Kami akan sangat berterima kasih atas dukungan berbagai pemangku kepentingan dalam upaya untuk membuat dunia sebagai tempat tinggal yang lebih baik bagi kita semua,” ungkap Imran lebih lanjut.
(Penulis Ully Adhie M/Editor Fachrudin Ali)